Langsung ke konten utama

[TUGAS KULIAH] Internet Addiction: Faktor, Dampak, dan Solusi Preventif

A.    DEFINISI INTERNET ADDICTION

Sejak kemunculan internet dari tahun 1960-an, internet sudah kurang lebih hidup bersama kita untuk memfasilitasi apa yang kita butuhkan, mulai dari komunikasi, sumber informasi, pembantu ekonomi dalam bentuk e-commerce, dan bahkan pencarian jodoh juga bisa dilakukan lewat media internet. Namun selalu ada yang kelebihan batas di atas pengguna internet yang menggunakan internet sesuai dengan fungsinya. Pengguna internet yang berlebihan ini disebut dengan internet addiction.
Kita harus memahami dulu apa definisi dari internet addiction dari berbagai sumber. Internet addiction atau ketagihan internet adalah perilaku kompulsif yang menganggu kehidupan normal yang mengakibatkan stress tingi pada keluarga, teman, orang terkasih dan pekerjaan orang yang melakukan, semuanya berhubungan dengan daring/online. Pelaku ketagihan internet ini membuat internet menjadi prioritas utama di atas keluarga, teman, dan pekerjaannya (The Center for Internet Addiction, 2019).
Penggunaan internet yang bermasalah atau adiksi, ini dikategorikan dengan keayikan yang berlebihan, perilaku yang menuju pada penggunaan internet yang berlebihan sehingga menghasilkan gangguan dan kesulitan. Sejauh ini sudah ada 3 subtipe, yaitu gaming berlebihan, cybersex, dan e-mail/text messaging (Weinstein & Lejoyeux, 2010).

B.     FAKTOR ETIOLOGI INTERNET ADDICTION

1.      Model Kognitif-Behavioral

Menurut Caplan (Young & de Abreu, 2010), internet addiction bisa muncul karena ada ada subset dari ketagihan secara perilaku; ketagihan akan internet terdiri akan komponen untama dari ketagihan (kepentingan, modifikasi mood, toleransi, penarikan, konflik, dan relapse). Dari perpektif ini, internet addicts menunjukkan kepentingan tinggi kepada aktivitasnya, sering merasakan pengidaman (cravings) dan menjadi asik dengan internet bahkan ketika sedang offline. Beliau juga menyarankan bahwa menggunakan internet adalah cara untuk pergi dari perasaan yang bermasalah, mengembangkan suatu kekebalan terhadap internet untuk mencapai kepuasan, merasakan adanya penarikan ketika mengurangi penggunaan internet, penderitaan karena bertambahnya konflik dengan yang lain yang disebabkan oleh aktivitas tersebut, dan kembali lagi menjadi ketagihan akan internet yang merupakan tanda akan relapse.

2.      Teori Kompensasi

The Institute of Psychology of the Chinese Academy of Sciences mengusulkan adanya “teori kompensasi” yang menyebabkan kenapa anak muda memiliki ketagihan akan internet di China. Terutama Tao (Young & de Abreu, 2010) berargumen bahwa “sistem penilaian tunggal” dari anak muda yang memiliki ambisi untuk menjadi nomor pertama dalam pendidikan mencari “kompensasi spiritual” dari aktivitas daring. Sebagai tambahannya, dengan terjun di aktivitas internet, anak muda juga mencari kompensasi akan identitas diri, kepercayaan diri, dan social networking. Ada riset lain yang menunjukkan bahwa penggunaan internet bertujuan untuk bertahan akan kurangnya kepercayaan diri, identitas dan keluarga. Jika disimpulkan maka pengguna internet yang berlebihan menggunakan aktivitas internet untuk menggantikan rasa kekurangan pada identitas diri, kepercayaan diri dan keinginan untuk bersosialisasi.

3.      Faktor Situasional

Menurut Young (Young & de Abreu, 2010), faktor situasional juga memainkan peran penting dalam perkembangan adiksi internet. Individu yang merasakan adanya perasaan berlebihan yang baru mengalami masalah pribadi seperti perceraian, perpindahan tempat tinggal, atau kematian kerabat bisa tenggelam dalam dunia maya yang penuh akan fantasi dan keindahan. Internet bisa menjadi pelepasan psikologis bagi orang yang merasakan masalah untuk mendistraksi diri dari rasa kesedihan tersebut..

4.      Model Neuropsikologis

Jalan otak dari penderita adiksi internet ini mirip dengan jalan otak dari kecanduan obat-obatan dan alkohol. Dopamine adalah neurotransmitter yang ditemukan di central nervous system. Dopamine menerima perhatian khusus dari ahli psikofarmakologi karena perannya dalam pengaturan mood dan perasaan dan aktivasi dari sistem reward dan kesenangan. Model yang diusulkan dari otak saat terjadi kecanduan adalah sistem reward yang terstimulus karena dopamine di bagian otak tertentu. Stimulus dari luar seperti obat-obatan, alkohol dan termasuk internet menstimulus otak bagian middle forebrain bundle (MFB) yang menghasilkan efek kesenangan. Peneliti juga menemukan efek dari fisik dan psikis dari kecanduan, yaitu perubahan dari neurotransmitter di otak, dan ada peneliti lain yang berargumen bahwa semua kecanduan, dibedakan oleh tipenya (contoh seks, makanan, dan alkohol, terutama internet) itu bisa dipicu dari perubahan di otak ini. Respon dari studi ini melaporkan bahwa kecanduan internet menyebabkan kesulitan dalam aspek sosial, pekerjaan dan keuangan (Young & de Abreu, 2010).

C.    DAMPAK PREVENTIF INTERNET ADDICTION

Adiksi internet menimbulkan banyak dampak terutama dalam dampak sosial dan Kesehatan fisik dan mental. Dampak sosial terutama kurangnya bersosialisasi secara langsung dan terganggunya aktivitas sehari-hari. Kesehatan fisik juga akan terganggu karena akan menyebabkan pola tidur yang tidak teratur dan terganggunya penglihatan akibat melihat layar terus menerus. Kesehatan mental tentu juga akan terkena dampaknya karena adanya ketagihan yang sulit untuk dilepaskan.
Maka sebelum terjadinya adiksi internet, ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghindari adiksi internet. Akan dibagi menjadi:

1.      Preventif secara Universal.

Ada studi yang menunjukkan bahwa tindakan preventif harus dilakukan sejak diini dimulai dari sekolah TK/preschool. Saat krusial inilah dimana standard moral mulai dikembangkan adalah dimana orang tua harus sangat memperhatikan aktivitas anak dalam internet. Terutama lingkungan dimana anak tersebut berkumpul harus diperhatikan (Vondrackova & Gabrhelik, 2016).

2.      Berfokus pada Pengembangan Skill

  •    Skill yang difokuskan kepada cara untuk mengurangi penggunaan internet yang berlebihan, di antaranya adalah pengurangan dari rasa senang akan penggunaan internet, meningkatkan kontrol diri, efikasi diri, dan pengurangan banyak dari aplikasi online yang cenderung membuat ketagihan, dan kemampuan untuk mengenali perilaku maladaptive terhadap penggunaan internet yang tidak sehat (Vondrackova & Gabrhelik, 2016).
  •    Skill yang difokuskan untuk bertahan dari stress sehingga mampu mengurangi ketergantungan akan internet terdiri dari pengembangan strategi bertahan pribadi, mengenali emosi-emosi negatif, pengurangan akan tindakan kasar, dan peningkatan dari kepercayaan diri (Vondrackova & Gabrhelik, 2016).
  •    Skill yang berhubungan dengan situasi interpersonal yang terdiri dari pengurangan sensitifitas interpersonal antar sesama, peningkatan dari kecerdasan emosional, menguatkan kompetensi sosial untuk meningkatkan toleransi antar sesame, dan kemampuan untuk berkomunikasi secara tatap muka sehingga bisa menjalani aktivitas kelompok dengan teman-teman (Vondrackova & Gabrhelik, 2016).

D.    TINDAKAN INTERVENSI INTERNET ADDICTION

Ada banyak metode penyembuhan yang dapat dilakukan oleh klinisi untuk menyembuhan kecanduan internet ini. Salah satunya adalah cognitive behavioral therapy atau CBT. Ada studi yang melaporkan 114 pasien yang menerima pengobatan dengan metode terapi ini mampu mengatasi kesulitan yang mereka laporkan tentang kecanduan internet pada sesi ke-8, dan gejala pengendaliannya bertahan sampai 6 bulan setelah di follow up. (Young K. S., 2007). Walau sebenarnya tidak ada studi yang berdasarkan pada bukti bahwa CBT adalah metode yang paling efektif untuk menyembuhkan kecanduan ini, namun terapi yang berdasarkan pada kognitif dan dan dukungan psikososial sangat membantu. Terapi pernikahan dan keluarga juga diketahui dapat mengurangi gejala, serta bantuan dari buku self help.

References


The Center for Internet Addiction. (2019). FAQs. Retrieved Mei 4, 2020, from The Center for Internet Addiction... your resource since 1995: netaddiction.com/faqs/
Vondrackova, P., & Gabrhelik, R. (2016). Prevention of Internet Addcition. Journal of Behavioral Addcition, 5(4), 568-579.
Weinstein, A., & Lejoyeux, M. (2010). Internet addiction or excessive internet use. The American Journal of Drug and Alcohol Abuse, 36(5), 277-283.
Young, K. S. (2007). Cognitive behavior therapy with internet addicts: Treatment outcomes and implications. CyberPsychology & Behavior, 10(5), 671-679.
Young, K. S., & de Abreu, C. N. (2010). Internet addiction: a handbook and guide to evaluation and treatment. New Jersey: John Wiley & Sons.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TUGAS KULIAH] Trik Office Word yang Akan Memudahkan Pekerjaan

Hiyah. Gua baru muncul nih. Munculnya juga gara-gara tugas dari dosen gua. Iya gua tau gua emang ga konsisten parah soal menulis apa yang gua rasain di media publik. Tapi sekarang jam sudah menunjukkan 19.06 di laptop gua. Gua baru jalan pulang dari kampus tadi jam 17.30. Dan sekarang mata gua sisa 40%. Dan gua pengen make sisa-sisa kekuatan yang gua punya ini buat bikin tugas yang dikasih dosen Pengantar Aplikasi Komputer 2 yang menurut gua ajaib itu, so far . Di blog ini, gua pengen ngejelasin beberapa trik di Word yang pasti bakalan berguna kalo lu ada tugas buat laporan, makalah, bahkan skripsi (yha siapa tau pembaca gua udah tahun akhir nyari inspirasi kan?). Udah ah, basa-basi terus. Berikut trik-triknya. Membuat Numbering Otomatis di Table Kita pasti pernah bikin table untuk memuat data yang kita peroleh. Tapi pernah ga sih lu ngisi nomor numbering di table secara manual? Ngaku aja kita semua gitu kok. Tapi kerjaan lu bakalan dimudahin dengan trik ini. a.       

[TUGAS KULIAH] Mengapa dan Bagaimana Kita Menggunakan Internet, dan Bagaimana Peran Sosialnya dalam Internet.

A.     MENGAPA DAN BAGAIMANA KITA MENGGUNAKAN INTERNET Siapa yang tidak menggunakan internet di era millennial ini? Setiap orang di tahun 2020 ini pasti sudah mengenali apa yang dimaksud dengan internet dan apa saja yang bisa dilakukan di dunia maya ini. Semua orang pasti sudah mengenali apa itu internet dan smartphone mungkin saja di masa depan bayi yang baru lahir sudah mengenali apa itu Wi-Fi! Di tulisan ini saya akan berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana kita sebagai masyarakat menggunakan internet untuk kehidupan sehari-hari kita. Internet menjadi hal yang paling penting di hidup kita. Tapi mengapa dan bagaimana kita menggunakan internet untuk kehidupan sehari-hari. Fungsi dan cara penggunaan internet itu bisa dijabarkan menjadi 5 poin berikut. 1)       Information Orang mencari segala macam informasi sekarang tidak hanya lewat buku, majalah, radio, maupun bentuk media massa lagi. Sekarang orang hanya perlu mengetikkan apa yang mereka ingin cari di laman pencaria

[TUGAS KULIAH] Resume Jurnal Seputar Online Shopping

Pada postingan kali ini, saya akan meresume jurnal-jurnal penelitian yang membahas tentang berbelanja secara online. Kenapa saya memilih tema ini, karena dalam suasana pandemi, kegiatan kami dalam memperoleh barang-barang yang diinginkan berpusat pada toko online baik itu Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan masih banyak lagi. Berikut adalah hasil dari penelitian yang berhubungan dengan berbelanja online. No. Judul Penulis Identitas Jurnal (nama jurnal, nomor jurnal, tahun) Subjek Hasil Jurnal 1.         Hedonic and utilitarian motivations for online retail shopping behavior Childers, T. L., Carr, C. L., Peck, J., & Carson, S. Journal of Retailing, 77, 511-535. 2001 Terdiri dari 274 murid-murid di kelas perkenalan di sebuah sekolah bisnis di universitas besar di bagian midwestern. 67% dari partisipan berusia kurang dari 25 tahun, 18% 25 tahun,