[TUGAS KULIAH] REVIEW DAN KAJIAN JURNAL “Frequent Use of Social Networking Sites Is Associated with Poor Psychological Functioning Among Children and Adolescents”
Judul Jurnal
|
:
|
Frequent Use of Social Networking Sites Is Associated
with Poor Psychological Functioning
Among Children and Adolescents
|
Tipe Jurnal
|
:
|
Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking
|
Volume dan Nomor Jurnal
|
:
|
Volume 18, Number 7
|
Tahun Terbitnya
|
:
|
2015
|
Penulis
|
:
|
Hugues Sampasa-Kanyinga, MD, MSc, dan Rosamund F. Lewis, MD, CM, MSc,
MMgmt
|
Reviewer
|
:
|
Aisha Nuraini Sengkananingrum
|
Tanggal Review
|
:
|
18 Maret 2020
|
Isi Jurnal
|
|
|
1. Tujuan
|
:
|
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara waktu yang
dihabiskan menggunakan social networking sites (SNS) atau sosial
media, dengan kebutuhan dukungan mental yang tidak terpenuhi, penilaian
kesehatan mental diri yang buruk, dan laporan dari kesulitan psikologis dan
pemikiran bunuh diri yang direpresentasikan oleh sampel siswa SMP dan SMA di
Ottawa, Kanada.
|
2. Subjek
|
:
|
Subjek yang digunakan berjumlah 753 siswa (55% perempuan, rata-rata
usia (Mage = 14,1 tahun) di kelas 7-12 yang
berasal dari 2013 Ontario Student Drug Use and Health Survey.
|
3. Metode Penelitian
|
:
|
Survey dari OSDUHS menggunakan cluster sample design dua tahap
(sekolah, kelas) dan bertingkat (regional dan tipe sekolah). Survey
diselesaikan oleh tiap anak dalam waktu kira-kira 30 menit.
Analisis statistic menggunakan metode taylor series linearization. Karakteristik
deskriptif dari laporan seperti “tidak sering atau tidak menggunakan”,
“penggunaan setiap hari selama 2 jam atau kurang”, dan “penggunaan perhari
lebih dari 2 jam” dari SNS dibandingkan dengan tes chi-kuadrat untuk data
kategoris dan dengan tes Wald untuk data bersambung. Tidak ada interaksi
signifikan terhadap 2 jenis kelamin jadi digabung untuk meningkatkan kekuatan
statistik.
|
4. Definisi
|
:
|
·
SNS = sebuah situs yang
membolehkan pengguna untuk membuat profil individual dengan harapan untuk
membuat kontak dengan pengguna situs yang lain yang berbagi ketertarikan atau
tujuan yang sama
·
Kesehatan mental = kondisi
seseorang yang memperhatikan kesejahteraan psikologis dan emosional
|
5. Operasional Variabel
|
:
|
·
Variabel bebas = jangka
waktu penggunaan SNS
·
Variabel terikat = kesehatan
mental yang terdiri dari kurangnya dukungan mental, kesulitan psikologis, dan
pemkiran bunuh diri.
|
6. Hasil Penelitian
|
:
|
Karakteristik deskriptif dari durasi penggunaan SNS menunjukkan bahwa
16.9% dari siswa menilai kesehatan mental diri sebagai buruk, 26.4% mengalami kekurangan dukungan mental, 23.4%
mengalami kesulitan psikologis, dan 12.5% berpikir untuk bunuh diri. Total
25.2% siswa melaporkan menggunakan SNS lebih dari 2 jam setiap hari; 54.3%
melaporkan menggunakan SNS selama 2 jam atau kurang setiap hari, dan 20.5%
dilaporkan tidak sering atau tidak menggunakan SNS. Perempuan dan siswa SMA
dilaporkan lebih sering menggunakan SNS dari laki-laki dan siswa SMP.
Data lain yang menyajikan asosiasi mentah dan telah disesuaikan antara
masalah kesehatan mental dan durasi penggunaan SNS. Setelah menyesuaikan
kelas, jenis kelamin, SES subjektif, dan tingkat pendidikan orang tua, siswa
yang melaporkan bahwa jika mereka ingin berbicara pada seseorang tentang
kesehatan mental dan tidak tahu ingin ke siapa, cenderung beralih ke SNS
selama 2 jam lebih daripada yang tidak punya pengalaman masalah tersebut.
Durasi penggunaan SNS lebih dari 2 jam juga berasosiasi terhadap peniliaian
kesehatan mental yang buruk dan level kesulitan psikologis yang tinggi.
|
7. Kelebihan
|
:
|
Kelebihan dari jurnal ini menurut saya adalah penggunaannya metode
penelitian kuantiatif yang menitikberatkan analisis statistik untuk
mendapatkan hasil sehingga data lebih “eksak”. Dalam menganalisis juga tidak
hanya menggunakan variabel sederhana seperti hanya “kesehatan mental” saja,
tapi jurnal ini juga menjabarkan faktor apa saja yang termasuk dalam variabel
tersebut sehingga mendapat gambaran yang lebih jelas.
|
8. Kekurangan
|
:
|
Kekurangan dari jurnal ini menurut saya adalah tidak mempertimbangkan
hasil wawancara sehingga hasil ini kurang “luwes” seolah-olah yang menjadi
penyebab kesehatan mental yang kurang baik adalah durasi penggunaan SNS.
Cara penulisan dari jurnal ini juga ada kekurangannya yaitu kurang adanya
definisi dari variabel yang digunakan. Seperti tidak dijelaskan ap aarti SNS
dan kesehatan mental, dimensinya, dan faktornya.
|
Kajian Teori
Dalam bagian ini saya akan mengaitkan review
yang sudah saya lakukan terhadap jurnal yang sudah saya pilih dan teori yang
bersangkutan bersamaan dengan argumentasi yang saya punya. Kita sudah
mengetahui dari review di atas bahwa anak remaja yang menghabiskan waktu di SNS
selama 2 jam atau lebih melaporkan bahwa mereka memiliki kualitas kesehatan
mental yang buruk, kurangnya dukungan mental, dan berpikir untuk bunuh diri. Dalam
jurnal tersebut juga dijelaskan bahwa remaja cenderung tidak mengetahui mau menceritakan
kepada siapa atas keluhan mereka. Jadi mengapa ini penting untuk dibahas.
Pertama kita bahas dulu bagaimana perkembangan
otak remaja. Dalam perkembangan selama masa kanak-kanak, faktor
biologis/genetis dan lingkungan/sosial mempengaruhi dari perkembangan remaja.
Kebanyakan remaja juga menjalani jalan menuju kedewasaan dengan sukses,
beberapa ada yang tidak. Etnis, kultur, jenis kelamin, kondisi SES, usias dan
gaya hidup juga mempengaruhi perkembangan dari remaja. Dalam perkembangan otak,
banyak yang mengatakan bahwa otak remaja memilik kemampuan yang sama dengan otak
dewasa, namun setelah dilakukan fMRI, otak remaja ternyata masih mengalami
perkembangan. Corpus callosum dimana serat-serat menghubungkan hemisfer
otak kanan dan kiri, menebal pada masa remaja, dan meningkatkan kemampuan
remaja dalam memproses informasi. Sistem limbik dimana emosi dan perasaan reward
dirasakan mendewasa lebih awal daripada otak bagian prefrontal cortex. Yang
paling berkembang dalam hal emosi adalah amigdala.
Pada masa pubertas dijelaskan bahwa
tingkatan dalam neurotransmitter berubah dan terjadi peningkatan dalam penerimaan
dopamine. Penerimaan dopamine ini yang bertanggung jawab atas remaja yang suka
bertingkah berisiko dan penggunaan narkoba. Perkembangan otak yang utama adalah
perkembangan kognitif dan perkembangan sosioemosional. Karena masih dalam tahap
perkembangan inilah, remaja memang bisa berpikir logis seperti orang dewasa tapi
masih belum bisa mengontrol emosinya sehingga menjadi kurang hati-hati. Ini
juga yang menjadi faktor kenapa remaja menjadi korban dalam kesehatan mental
yang buruk (Santrock, 2016) .
Tentang masalah mental yang dialami
remaja. Ukuran remaja mengalami depresi mayor adalah sebesar 15-20%. Remaja
yang merasakan stress level tinggi dan/atau kehilangan sesuatu berisiko dalam
mengembangkan depresi. Ada studi yang menunjukkan bahwa remaja yang mengalami
depresi cenderung untuk merasa hilangnya harapan hidup. Perempuan yang lebih
banyak mengalami depresi daripada laki-laki, karena perempuan cenderung lebih
merasakan emosi yang lebih dalam yang juga disebabkan oleh lemahnya self-image
daripada laki-laki. Maka dari itu, remaja cenderung mencari dukungan dari
internet karena takut dilabeli aneh oleh masyarakat sekitar. Itulah sebabnya
remaja yang memiliki kualitas kesehatan mental yang rendah lebih sering
menghabiskan waktu di SNS daripada yang tidak.
Perkembangan emosi dan otak remaja yang
belum stabil dan masih kurangnya wawasan masyarakat tentang penyakit mental
inilah yang harus disadari bersama. Remaja masih butuh dukungan dari orang-orang
terdekat dimulai dari orang tua dan guru di sekolah. Penggunaan internet yang
berlebihan juga malah tidak menghasilkan hasil yang baik, namun akan
mempersulit penyembuhan karena banyaknya misinformasi tentang kesehatan mental
yang kurang kredibel. Adanya studi di atas adalah ingin meningkatkan kualitas
pengertian orang-orang terdekat dari remaja dan membangun kesempatan untuk
berbincang bersama dalam mengatasi penyakit mental. Dukungan dari orang-orang
terdekat inilah yang paling penting untuk membantu remaja dalam menavigasi perkembangan
remaja yang berlika-liku. Tidak dibilang bahwa penggunaan internet itu
selamanya buruk. Namun perlu diingat bahwa sebagai calon orang tua dan orang
tua bahwa berani mengajak anak untuk berbicara itu penting sehingga anak bisa
menjadi lebih terbuka untuk mengadakan perbincangan yang bermanfaat untuk mengurasi
risiko penyakit mental.
Referensi
Sampasa-Kanyinga, H., & Lewis,
R. F. (2015). Frequent use of social networking sites is associated with poor
psychological functioning among children and adolescents. Cyberpsychology,
Behavior, and Social Networking, 18(7), 380-385.
doi:10.1089/cyber.2015.0055
Santrock, J. W. (2016). Life-span
development. New York: McGraw-Hill Education.
Stillman, L., Johanson, G., & French,
R. (2009). Communities in action: papers in community Informatics.
Cambridge: Cambridge Scholars Publishing.
Mental health [Def.1]. (n.d). Lexico's Dictionary & Thesaurus.
In Lexico. Retrieved March 18, 2020, from https://www.lexico.com/definition/mental_health
Komentar
Posting Komentar