Waw dari judulnya aja udah berat banget ya? Tenang aja sebenernya apa yang kita bahas ini sederhana tapi saya akan lebih dalam membahasnya. Ini adalah tulisan pertama saya setelah sekian lama tidak menulis. Jadi mohon maaf jika apa yang saya sampaikan ini agak bias dan tidak jelas.
Manusia adalah makhluk sosial.
Secara dari lahir sampai nanti kita tua kita akan selalu membutuhkan orang
lain. Saat kita akan menginjak usia anak-anak kita akan mulai mengenal konsep sosial
yang paling sederhana, yang disebut pertemanan.
Pasti inget kan kalo kita
masih kecil, waktu kita pertama kali masuk kelas TK/SD, terus orang tua kita
maksa kita kenalan sama anak lain kayak :
- · “Eh dek coba kamu kenalan deh ama dia..”
- · “Coba kamu kenalan deh ama tetangga kita..”
- · “Kamu main tuh sama dia..”
- · “Dek kamu udah mandi belom?”
Ups. Yang terakhir salah ya?
Hehe maap. Lanjut.
Macam-macam cara lah biar kita
bisa berteman. Ya tentu sebagian besar anak kecil gampang bertemannya. Waktu
kecil kita tuh bonding melalui
hal-hal yang tipikal dilakukan anak kecil. Mainan masak-masakan, mobil-mobilan,
main plastisin dan sebagainya. Kalo aktivitas tadi itu biasa ditemukan di anak
kecil generasi lama sampai generasi saya, tahun 2000. Mungkin pembaca yang
generasinya Millenial ga mengenal aktivitas mengenangkan tersebut. Hahaha….
Anak kecil sudah mengenal kata
“sahabat” lho. Masih inget gak tuh kita waktu kecil yah kira-kira SD lah udah
bilang gini ke temennnya kalo udah kelulusan : “Nanti kita sahabatan selamanya
ya…”, “Jangan lupain aku ya kalo dah gede..”. Dek, kamu masih belum merasakan
kejamnya pertemanan remaja.
Setelah SD, kita mulai
memasuki masa-masa pubertas. Ya contoh kecil dalam tema ini kita udah mulai
naksir ama lawan jenis. Kita juga sudah mulai pandai dalam berteman. Waktu SMP
pertemanan masih tergolong “polos”. Kenapa? Karena kita masih membawa sifat
kekanak-kanakan kita. Ya gampang aja kita masih sering melampiaskan emosi yang
sekiranya tidak perlu (iri dan marah) kepada teman kita. Contoh gampang aja
seperti saya. Saya inget banget waktu SMP awal-awal excited banget bertemu dengan teman baru karena saya datang dari SD
yang berbeda sendiri. Saking excited-nya
saya ingin cepat-cepat menemukan teman-teman dekat. Saya akhirnya tidak suka
jika ada teman-teman dekat saya yang memiliki hobi yang berbeda. Saya masih
berpikir kalo teman dekat itu harus memiliki hobi yang sama. Semuanya sama.
Saya masih belum memahami sepenuhnya tentang konsep berteman itu. Tapi gapapa.
Karena itu semua termasuk character
development kayak di novel-novel gitu.
SMP akhir-akhir kita sudah
mulai sedikit dewasa. Kita sudah belajar dari kesalahan kita untuk tidak
bersifat childish terhadap teman
kita. Kita sudah mulai mengenal konsep ”maklum” dalam berteman. Maklum disini
seperti mulai memahami bahwa teman-teman kita tidak selamanya sama dengan kita.
Kita menghargai apa yang teman kita mau. Seperti menghargai kalo dia akan
melanjutkan ke SMA A, atau mau lanjut ke SMK, atau kemanapun dia rencanakan.
Kita juga akan belajar untuk memaklumi kalau teman-teman kita memiliki hobi
yang berbeda. Contohnya lagi seperti klub sepak bola yang berbeda, selera musik
yang berbeda, dan sebagainya. Kita akan memiliki mindset ini sampai SMA awal.
Mulai memasuki masa SMA. Masa
yang menurut saya adalah masa paling kritis dalam mengembangkan konsep berteman
dalam hidup. Pertemanan SMA, sepengalaman saya selama 3 tahun, adalah masa
pertemanan yang paling beragam. Karena kita akan bertemu macam-macam teman
dengan kepribadiannya dari macam-macam sekolah (kecuali kalo SMA-mu sebagian
besar dari SMP yang sama. Haha…). Pertemanan dalam SMA sedikit berbeda karena
kita sudah dianggap dewasa dalam bertindak dalam berteman. Pertemanan SMA juga
sudah mulai ”spesifik”.
Spesifik maksud saya adalah
pertemanan yang sifatnya karena ada persamaan hobi. Karena percayalah, di SMA
itu perbedaan hobi atau kesenangan itu signifikan banget. Contohnya pertemanan
karena rajin belajar, pertemanan karena musik, pertemanan karena sesama gaul,
dan masih banyak lagi. Selama pertemanan itu positif tidak ada masalah. Tapi
ada sedikit kelemahan dalam pertemanan. Yaitu kepercayaan.
Jaman sekarang ini kepercayaan
dipandang sebagai komoditas mahal. Susah didapatkan. Lagi tulisan ini saya buat
bedasarkan pengalaman saya pribadi jadi disarankan bagi pembaca yang tidak
merasa silahkan baca dengan open minded.
Entah kenapa kalo diperhatikan dalam berteman di SMA kepercayaan terhadap teman
itu tidak banyak. Makanya banyak istiah “cepu” bertebaran. Kalo si ini misalnya
dalam satu kelompok teman mencapai sesuatu yang lebih tinggi dari yang lain
dipanggilnya cepu. Like what the f, man? Kita
kan tidak tau bagaimana dia mencapai itu. Ini akan saya bahas dalam paragraf berikutnya.
Tentu waktu SMA disebut masa
yang paling indah karena ego kita semakin besar yang artinya kita akan semakin
mau untuk membuktikan kepada khalayak banyak bahwa “inilah aku”. Anak SMA akan
berburu mencari teman spesial (maksudnya disini teman deket atau sahabat ya
bukan pacar). Tapi ya namanya character
development pasti ga gampang kan? Lagi ini pengalaman pribadi saya. Kita
mungkin waktu SMA masih belum memahami betul dalam tanggung jawab dan
menghargai. Jadi ketika teman kita yang mungkin akan disebut sebagai “akan
menjadi teman baik di lain hari” tiba-tiba tidak lagi cocok? Kita akan bertanya
“gua kurang apa ya dalam berteman?”. Makanya untuk mendapatkan teman yang
spesial alias sahabat akan sedikit lebih sulit daripada mendapat banyak teman.
Jadi sahabat itu apa sih?
Menurut Dorar, arti Sahabat adalah orang
ketiga dalam kehidupan manusia, selain orang tua dan saudara, sebab sahabat
adalah orang yang sangat dekat dengan kita, layaknya seorang saudara atau
bahkan lebih. Berarti untuk mendapatkan butuh kepercayaan yang besar dong?
Karena sahabat juga berarti teman yang selalu ada buat kita dalam senang atau
susah. Dalam SMA ini lah menurut saya sulit untuk mencari sahabat karena ego
kita yang besar yang berarti tidak mau mengalah. Selalu ingin menunjukkan “aku”.
Makanya bagi pembaca yang sudah menemukan sohib yang sampai sekarang masih awet
saya apresiasi sebesar-besarnya. Karena butuh kepercayaan dan keklopan yang
besar untuk menemukan sahabat.
Tantangan dalam bersahabat
adalah bagaimana cara menjaga agar persahabatan ini awet terus sampai tua.
Seperti persahabatan orang tua kita dengan teman-teman sekolahnya. Saya juga
bingung kenapa pertemanan orang tua saya lebih awet daripada saya ini. Atau
kalo kalian pernah nonton film Ada Apa Dengan Cinta kalian pasti mau
persahabatan yang awet seperti geng Cinta. Karena dalam masa perkembangan menuju
kedewasaan, sulit untuk menjaga persahabatan agar awet. Kayak kita punya
sahabat ini di SMP, pas kita udah SMA lost
contact semuanya. Pupus. Kita punya sahabat ini di SMA, pas di kuliah ada
yang lebih asik lagi terus sahabat yang lama buyar semua. Gak mau kan?
Jadi saya kan coba sedikit sharing kepada pembaca bagaimana menjaga
persahabatan bisa tetap awet dengan hal-hal dasar berikut. Banyak caranya. Tapi
hal-hal di bawah ini adalah menurut saya paling penting dalam bersahabat.
- Punya komitmen yang sama. Ini penting karena komiten adalah dasar penting dalam bersahabat. Kalo bersahabat tidak mempunyai komitmen yang sama, persahabatan mudah pudar karena nanti kita tidak akan mempunyai komitmen yang berbeda. Caranya adalah buat tujuan dengan teman kalian. Misalnya kita harus dapat nilai bagus di kelas. Berarti kalian akan berpikir bersama bagaimana kita akan sama-sama dapat nilai bagus. Kalian akan belajar bersama, saling tukar pikiran, sharing info tentang lomba atau perguruan tinggi untuk melanjutkan.
- Jangan bicarakan hal sensitif. Hal sensitif adalah politik dan agama. Pokoknya yang berbau SARA. Membicarakan hal-hal yang sensitif seperti tadi akan menimbulkan perpecahan. Kecuali kalo dalam persahabatan kalian tidak ada yang agamanya berbeda. Kalo agamanya sama sesama teman kita harus saling mengingatkan. Tapi yang disarankan tidak boleh banget adalah ngomongin hal-hal berbau politik. Karena nanti ada perbedaan pendapat dan kalo tidak bisa menahan emosinya bisa menimbulkan perpecahan.
- Hargai keputusan teman kita. Sebagai sahabat yang baik kita harus membiarkan sahabat kita memilih apa yang dia mau. Kita tidak boleh mengekang sahabat kita agar sama dengan kita. Keputusan dia yang mengambil, kita harus menghormati.
- Jadilah pendengar dan penasihat yang baik. Yang penting adalah jangan menggurui ketika teman kita menghadapi masalah. Kita sama-sama dengarkan masalah dan bicarakan hati ke hati. Berikan pengertian kepadanya agar dia memahami.
- Jaga kepercayaan. Ini adalah hal terpenting dalam persahatan karena sahabat harus saling memercayai satu sama lain. Jika kepercayaan sudah dirusak atau bahasa gaulnya ngecepuin, untuk memperbaiki kepercayaan itu agak sulit.
Tadi adalah hal-hal dasar
untuk menjaga persahabatan agar awet. Ini menurut pandangan saya dan pengalaman
selama bertahun-tahun sekolah. Saya memahami bahwa mencari teman dalam setiap
jenjang pendidikan mudah. Tapi untuk menemukan sahabat adalah hal yang sulit.
Tapi ada satu hal lagi yang
paling penting dalam bersahabat selain 5 poin yang saya kemukakan. Yaitu bertemanlah dengan orang yang baik. Kenali
sifat baik dan buruknya. Karena sesuai dengan dua hadits Rasulullah saw. :
·
Diriwayatkan
dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang
yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan
berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi
tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal
engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak
mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya
yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101)
·
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang akan mencocoki
kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi
teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad,
2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Sekian tulisan yang saya buat
untuk mengisi kegabutan liburan menunggu pengumuman perguruan tinggi. Saya tahu
mungkin tulisan ini agak bias. Saya masih belajar untuk mengembangkan ide
menjadi tulisan. Dan akhirnya saya paham bahwa menulis itu tidak mudah. Jika teman-teman punya pendapat lain tentang konsep persahabatan ini silahkan beri komentar, kritik, saran dan sebagainya di sosial media saya. Semoga tulisan ini berfaedah dan bisa dimanfaatkan di kehidupan pembaca
sekalian.
Wallahu alam bishawab.
Barakallahu fiikum. J
Sumber
·
https://cintalia.com/kehidupan/teman/cara-menjaga-persahabatan-agar-tetap-utuh
Komentar
Posting Komentar